Sabtu, 25 Januari 2014

Iwak Pe

Teman-teman tahu apa itu iwak pe ?

Iwak pe adalah sebutan masyarakat di tanah kelahiran saya untuk ikan pari yang sudah di asap. Ikan pari yang bentuknya lebar biasanya di potong tipis memanjang dan di jepit dengan bilah bambu kecil, kemudian di asap. Setelah di asap iwak pe ini bisa di olah menjadi macam-macam hidangan. Yang paling sering sih di buat mangut yaitu di masak menggunakan kuah santan yang pedas. Bisa juga di tumis dengan cabe hijau yang banyak, di tambah kecap.

Iwak pe memiliki aroma khas yang cukup menyengat. Aroma menyengat itu membuat tidak semua orang menyukainya. Tapi kalo saya, berhubung dari kecil ibu saya sering mengolah nya di rumah, jadi saya justru sangat menyukai aroma menyengat iwak pe ini. Apalagi kalo aromanya sudah bercampur dengan bumbu-bumbu masakan...hmmm....perut bisa langsung lapar di buatnya.

Waktu masih tinggal dengan orangtua di kampung, saya cukup sering menikmati olahan dari iwak pe. Namun semenjak menikah dan hijrah ke pulau seberang, otomatis saya tak pernah lagi bisa menikmatinya. Di tempat tinggal saya sekarang, tak pernah saya jumpai ikan pari asap di pasar, kalo ikan pari segar malah banyak. 

Kapan hari, saya justru menemukan ikan pari asap di tukang sayur langganan yang sering lewat di komplek rumah. Si tukang sayur yang kebetulan orang jawa ternyata mengolah sendiri ikan pari segar yang di beli di pasar menjadi iwak pe. Wuaah...girangnya saya kala itu saat menjumpai iwak pe di jual di tukang sayur. Seperti melihat duit segepok.....hahaha.

Langsung saya beli beberapa potong waktu itu dan saya masak.  Hmm...akhirnya....bisa kembali menikmati sedapnya tumis iwak pe cabe ijo. Sayangnya suami dan anak ternyata nggak suka dengan masakan iwak pe itu. Mereka bilang baunya nggak enak. Sudah saya duga, bau iwak pe memang sangat menyengat !

Tak masalah...saya bisa menghabiskannya sendiri kok....hehe

tumis iwak pe cabe ijo

Saya bagi resepnya ya, barangkali ada yang pengen nyoba bikin di rumah.....

Bahan :

Iwak pe/ikan pari asap secukupnya, cuci bersih
Cabe ijo, sesuai selera
Cabe rawit, kalo ingin makin pedes
Bawang merah
Bawang putih
lengkuas
Garam gula, secukupnya
kecap manis, secukupnya.

Cara mengolahnya :
Bawang, cabe semua di iris tipis, di tumis sampai harum
Masukkan iwak pe, lengkuas, garam gula, kecap
Tambahkan sedikit air, masak sebentar dan cicipi.
Angkat dan sajikan dengan nasi putih...:)

 Selamat mencoba.



Senin, 14 Oktober 2013

Memanfaatkan Sampah Dapur

Memasak di dapur setiap hari pasti akan selalu menyisakan sampah dapur. Sampah dapur yang saya maksud di sini adalah kulit sayuran, batang sayuran, ampas kelapa, kulit telur, ataupun sampah dedaunan lainnya. Lantas kemanakah berakhirnya semua sampah dapur yang kita hasilkan setiap hari ? ke tempat sampah kah ?

sampah dapur

Pernah kepikiran nggak untuk tidak membuangnya melainkan memanfaatkannya untuk hal lain yang lebih berguna. Hmm...kira-kira untuk apa ya....ayo tebak !

Kalo ada yang jawab pupuk, bener bangeeet....yeaay...kamu pinter deh.....hehe

Sampah dapur memang bisa di manfaatkan sebagai pupuk organik untuk tanaman di rumah kita lho. Tak perlu repot-repot mengolahnya, cukup potong-potong dan letakkan di atas tanah / pot tanaman kita. Gampang banget kan..?

Dulu saya pun tak pernah kepikiran hal semacam itu. Sampai suatu saat saya nonton infotainment di tv yang meliput kegiatan Oppie andaresta di rumahnya. Oppie ternyata punya kebiasaan memanfaatkan sampah dapur sebagai pupuk bagi tanaman di halaman belakang rumahnya. Oppie hanya meletakkan begitu saja sampah-sampah dapur itu di atas tanaman di rumahnya. sampah dapur akan terurai dengan sendirinya setelah beberapa waktu dan menjadi pupuk bagi tanaman kita.

Karena caranya gampang banget, saya pun latah ikut-ikutan Oppie deh. Mulai hari itu, sampah-sampah dapur di rumah saya letakkan di atas pot-pot tanaman di rumah saya. Biar nggak terkesan berantakan, saya memotong-motong sampahnya dengan ukuran yang halus. Hasilnya tidak instan sih, butuh waktu kira-kira sebulan baru terlihat khasiat si pupuk.

Awalnya tanaman hias di rumah saya memang kurang terawat. Hanya sekedar hidup, kalo kata suami, tanaman saya itu ibarat hidup segan, mati tak mau....hehehe. Tapi setelah rutin saya berikan sampah dapur, kondisi si tanaman perlahan membaik. Daun-daun yang dulunya jarang mulai lebat, bunga-bunganya juga mulai banyak bermunculan di tiap cabangnya.

Subur berkat sampah dapur...:)

Sampah dapur bagi sebagian orang  mungkin di anggap barang sisa yang harus berakhir di tempat sampah. Tapi ketika kita bisa mengelolanya, mereka ternyata juga bisa memberikan manfaat yang baik buat kita.

Tertarik mencobanya ?



Jumat, 11 Oktober 2013

Icip-icip di Je~Jamuran

Postingan kali ini masih lanjutan dari cerita kemarin, jadi ceritanya setelah puas keliling candi kami memutuskan untuk cari tempat makan. Saya tanya zidane dan suami pengen makan apa, jawabnya terserah saya katanya.

Saya tawarkan ke resto Jejamuran di daerah sleman ( yang tinggal di jogja pasti tau RM jejamuran ), mereka mengangguk setuju. Yo wis akhirnya kita meluncur ke sana.

Sebenarnya kami belum pernah ke resto tersebut lho. Saya hanya pernah beberapa kali baca liputan tentang resto ini dari artikel temen-temen blogger. Menu serba jamur ( yang katanya enak ) itulah yang membuat saya penasaran ingin datang ke sana. Kebetulan saya dan keluarga juga termasuk pecinta jamur ( tapi bukan jamur kulit lho ya....hihi...)

Tak butuh waktu lama bagi kami untuk menemukan resto tersebut. Suami sudah sangat hapal jalanan di jogja. Cukup mudah baginya untuk mencari sebuah lokasi di sekitaran jogja.

Kami sampai di sana sekitar jam 2 siang, sudah lewat jam makan siang sebenarnya ya. Tapi anehnya restoran ternyata justru lagi rame-ramenya. Pengunjungnya banyak bangeeet....waduuuh....udah panik duluan saya, takut nggak ada tempat yang kosong lagi.

Suami langsung buru-buru memarkir kendaraan di lokasi parkir yang ternyata terpisah agak jauh dari resto. Tempat parkir ini jaraknya kira-kira 100 meteran dari restoran. Berhubung lokasi parkir agak jauh, pihak resto menyediakan mobil khusus untuk mengangkut pengunjung dari tempat parkir menuju restoran ataupun sebaliknya. Jadi pengunjung tak perlu capek-capek jalan kaki.

Begitu masuk ke dalam resto, mata saya langsung berusaha menyisir semua penjuru ruangan. Alhamdulillah, ternyata masih ada meja yang kosong. Kami bergegas menghampiri meja yang kosong itu. Pelayan datang, kami langsung order makanan. Banyak yang bilang menu favorit di sini adalah sate jamur dan tongseng jamur. Jadi kami pesan 2 menu itu di tambah tumis jamur cabe ijo dan seporsi jamur goreng crispy.

Tak sampai 10 menit, pesanan kami datang.

Bener kata orang, tongseng jamur dan sate jamurnya emang maknyuss..... tumis jamur cabe ijonya saya malah kurang suka. Jamur crispy nya enak, zidane aja doyan banget....:)

Selain makan, di sini kita juga bisa lihat berbagai macam jenis jamur lho. Di pojokan resto ada tempat khusus yang memajang aneka macam jenis jamur yang masih  tumbuh di potnya.




Cukup puas makan di Jejamuran. Rasanya enak, harga makanan juga murah meriah. Dan nggak perlu takut kolesterol naik deh kalo makan disini, jamur kan no kolesterol to....hehe. Kelak kalo mudik ke jogja lagi, saya pasti nggak akan segan untuk datang ke Jejamuran lagi.

O, iya sepanjang perjalanan pulang saya masih nggak habis pikir dengan banyaknya pengunjung yang datang ke sana. Kok bisa se rame itu ya. Berapa ya kira-kira omset per harinya ?  Hmmm....pasti banyak deh...hehehe.

Ah....andai saya punya bisnis restoran serame itu....Hahay..mari berkhayal...:P



Kamis, 10 Oktober 2013

Berkunjung ke Candi

Tempat di mana saya tinggal sekarang tak memiliki banyak tujuan wisata alam. Wisata belanja sih banyak...hehe. Wisata alam hanya ada beberapa pantai yang kurang terawat.

Jadi sering bingung kalo pas liburan dan pengen cari tempat rekreasi keluarga. Masa ke pantai lagi, ke pantai lagi....bosan rasanya. Kalo udah begini, ujungnya-ujungnya ngadem di mall deh....hihi...nggak kreatip banget yah.

Sebenarnya mall bukan tempat rekreasi yang bagus buat anak-anak ya, tapi mau gimana lagi. Kondisi kota yang minim tempat wisata alam membuat kami tak punya pilihan. Jangan heran kalo zidane menganggap mall adalah tempat rekreasi paling menyenangkan di batam....hehe.

Bulan agustus kemarin, kami sekeluarga mudik ke kampung halaman suami di jogja. Datang ke jogja tanpa berkunjung ke tempat wisata di sana rasanya bakalan rugi ya. Sip lah, sekalian juga mengenalkan obyek wisata alam ke zidane. Kasihan, selama ini zidane hanya tahu mall aja....hihi.

Tempat wisata yang jadi tujuan kami kemarin adalah candi prambanan. Letaknya yang tidak terlalu jauh dari pusat kota menjadi alasannya.

Waktu saya bilang mau ke candi prambanan, zidane terlihat cukup senang. Eh tapi, ketika udah sampai di tempat tujuan dia malah terlihat ogah-ogahan. Cuaca di sana yang saat itu cukup panas yang membuat zidane begitu. Bahkan zidane sempat minta pulang ketika melihat cuaca sedemikian teriknya. Haduuuh....:(

Akhirnya, dengan segala macam cara saya bujuk zidane agar mau masuk ke kawasan candi. Berhasil, meskipun mukanya masih agak cemberut.

Jalan menuju candi memang lumayan jauh, zidane pun sempat minta gendong ke ayahnya. Di gendong sebentar aja, karena si ayah ternyata juga nggak sanggup lama-lama menggendong. Maklum, berat badan zidane sudah lebih dari setengah berat ayahnya....hehe.

Setelah sampai di kawasan candi, muka zidane yang cemberut mulai berubah cerah. Rupanya dia takjub melihat bangunan candi yang tinggi menjulang. Mulutnya langsung cerewet menanyakan semua yang di lihatnya. Alhamdulillah, saya ikut senang melihat dia menikmati acara jalan-jalan ini.




Pulang dari candi prambanan zidane ngomong gini..." kok di batam nggak ada candi sih Mi..? "....hmmm...ada yang tau jawabannya...?




Kamis, 26 September 2013

Dadar Bayam

Telur, salah satu bahan pangan yang gampang banget untuk di olah menjadi apa saja. Di buat telur ceplok, telur dadar, untuk campuran nasi goreng, mie goreng, pasta, spagheti. Pokoknya telur itu multifungsi deh. Kalo lagi males masak telur juga bisa jadi dewa penolong, tinggal di goreng sebentar aja udah siap untuk lauk makan nasi.

Untuk ibu rumah tangga kayak saya, telur juga selalu masuk dalam daftar belanja wajib tiap bulan. Dalam sebulan minimal 40 butir telur kami habiskan. Di rumah telur paling sering di masak untuk sarapan pagi. Alasannya tentu karena praktis dan cepat untuk di olah. Dan salah satu olahan telur yang kadang saya sajikan di rumah adalah dadar bayam. Dadar bayam, selain bisa untuk sarapan bisa juga untuk bekal sekolah anak, bisa di temani nasi putih ataupun kentang goreng.

Hayuk deh langsung di lihat bahan dan cara bikinnya :

Bahan :
2 butir telur
2 genggam bayam, di rebus sebentar, di iris halus
1/2 butir bawang bombay, di cincang
1 sendok makan susu bubuk full cream plain
Air putih sedikit aja (kira-kira 1 sdm) agar adonan tidak terlalu kental
garam, kaldu bubuk, merica secukupnya.
minyak goreng secukupnya
 

Cara membuat :
Campur semua bahan menjadi satu, kocok ringan dengan garpu
Buat dadar tipis dengan wajan biasa ataupun teflon
goreng dengan api kecil sampai matang.
bisa di sajikan dengan sambal botol ataupun saus kacang tanah.


bikinnya 2 porsi ( untuk sarapan 3 orang )

Dadar bayam bikinnya gampang kan....yang penasaran silahkan di coba, jangan takut gagal....hehehe......tinggal campur-campur trus di goreng sebentar...jadi deh..:)



Kamis, 18 Juli 2013

Cincau Hitam

Selama bulan puasa cincau hitam bisa dengan mudah kita dapatkan di berbagai pasar tradisional ataupun di supermarket. Cincau hitam biasanya di manfaatkan untuk membuat es campur, es doger, capuccino cincau dan masih banyak lagi jenis minuman lain.

Aku dan suami sebenarnya juga suka cincau hitam. Dulu, tiap bulan puasa cincau hitam ini jadi salah satu bahan pangan yang sering ku beli. Tapi semenjak nonton acara liputan investigasi di salah satu tv swasta, aku kok jadi geli deh kalo harus beli cincau hitam jadi yang ada di pasar maupun di supermarket.

Di liputan investigasi yang ku tonton di gambarkan step by step pembuatannya. Bahan-bahan nya, peralatan yang di gunakan, bahan kimia yang di tambahkan....yaa...pokoknya semuanya deh. Dan semua yang ku tonton kala itu, sukses membuat bulu kudukku merinding...!

Sejak hari itu, aku pun bertekad tak mau lagi membeli cincau hitam yang sudah jadi. Meskipun nih ya, tentu tak setiap pembuat cincau hitam berlaku curang ya...aku yakin masih ada beberapa pembuat cincau yang tetap jujur dan baik. Tapi kalo aku sih, rasanya tetep khawatir kalo harus beli lagi...hehe.

Hingga suatu seketika, saat aku lagi belanja di minimarket....eh... nggak sengaja ternyata ketemu sesuatu yang cukup menarik buatku. Apa itu ? cincau powder !


Ternyata cincau ada yang di buat jadi serbuk instan seperti bubuk agar-agar ya. Karena penasaran, ku ambil satu sachet deh, bolak balik kubaca keterangan produk yang ada di bungkusnya. Hmm....ada keterangan " tanpa bahan tambahan dan pengawet".....wuiih...boleh di coba nih, aku pikir cincau powder seperti ini pasti lebih terjamin daripada cincau yang sudah jadi itu kan. Akhirnya iseng aku beli satu.

Di rumah, aku baca baik- baik petunjuk pembuatannya dan langsung aku masak si cincau powder ini.


harus di dinginkan dulu sampai mengental dan padat sebelum di konsumsi

Setelah beberapa jam, si cincau yang tadinya cair pun berubah bentuk menjadi padat seperti jelly. Siap di potong-potong dan di buat minuman. Ini dia salah satu bentuk minuman dari cincau yang ku buat. 


tinggal separuh gelas, udah keburu di sruput zidane....hehe

Cara bikin es cincau ini gampang banget lho.....bahan-bahannya cuma cincau, sirup cocopandan, air putih, susu cair ataupun susu kental manis, plus es batu (bila suka ). Caranya...taruh cincau di gelas, beri sedikit air, tambahkan sirup dan susu cair sesuai selera. Jadi deh.....dan rasanya.....segeeer....!

Cincau hitam yang di jual dalam bentuk jadi aku memang tak mau, tapi kalo cincau powder kayaknya lain waktu harus beli lagi nih....:)

Ada yang mau coba...?


Sabtu, 13 April 2013

Pepes Ikan Lele

Resep ini bukan resep dari chef manapun, ini hasil utak atikku sendiri di dapur. Gara-gara bosen dengan makanan yang selalu di goreng, jadi iseng-iseng lah bikin makanan yang di pepes. Bahannya memanfaatkan ikan lele yang udah beberapa hari ngendon di freezer. Kebetulan juga masih punya daun pisang sisa bikin lontong beberapa hari yang lalu.

Awalnya sempet ragu bikin pepes lele, takut nggak enak...hehe. Tapi selain ragu, ada juga rasa penasaran. Berbekal rasa penasaran itulah jadi tercipta resep ini...hehe.

Ini dia bahan-bahannya :